Drummer Foo Fighters, Taylor Hawkins meninggal dunia

Drummer Foo Fighters, Taylor Hawkins. @Fix:nme.com

Jakarta, Warta9.com – Kabar duka dari manca negara di dunia seni mengejutkan penggemarnya, salah satu musisi gelendaris Drummer band Foo Fighters, Taylor Hawkins meninggal dunia di sebuah hotel di Bogota, Kolombia, Jumat (25/3) waktu setempat.

Band itu mengatakan mereka “hancur oleh kehilangan yang tragis dan tidak tepat waktu” dalam sebuah pernyataan di media sosial . Tidak ada penyebab kematian yang diberikan.

Dilansir dari bbc, Sabtu (29/3/2022), Hawkins bermain dengan Foo Fighters selama lebih dari dua dekade, bergabung tak lama setelah mereka selesai membuat album 1997 mereka The Color and the Shape.

Band ini sedang tur di Amerika Selatan. “Semangat musik dan tawa menularnya akan hidup bersama kita selamanya,” tulis Foo Fighters.

“Hati kami tertuju pada istri, anak-anak, dan keluarganya, dan kami meminta privasi mereka diperlakukan dengan sangat hormat di masa sulit yang tak terbayangkan ini.”

Foo Fighters dibentuk pada tahun 1994 oleh Dave Grohl, setelah grup sebelumnya Nirvana dibubarkan menyusul bunuh diri penyanyi utama Kurt Cobain.

Saat Grohl bermain drum untuk Nirvana, dia menjadi vokalis utama dan gitar di Foo Fighters, jadi Hawkins mendapat tugas berat bermain drum dalam grup yang didirikan oleh salah satu drumer rock paling terkenal.

“Awalnya saya sedikit gugup, tapi saya bisa mengatasinya,” katanya kepada OC Weekly segera setelah bergabung.

Taylor Hawkins, peria kelahiran 1972 ini merupakan salah satu musisi yang selalu mencuri perhatian dalam setiap penampilannya.

Drummer bernama asli Oliver Taylor Hawkins ini lahir di Fort Worth, Texas, 17 Februari 1972. Saat berusia empat tahun Keluarganya pindah ke Laguna Beach, California.

Kecintaan Taylor Hawkins pada musik sudah terlihat sejak kecil. Saat remaja, Hawkins bermain untuk band yang berbasis di Orange County, Sylvia. Ia lalu menjadi drummer untuk penyanyi Sass Jordan.

Tak lama kemudian, Hawkins menjadi drummer Alanis Morissette pada 1995. Dalam kesempatan ini, ia ikut dalam tur untuk promosi album Jagged Little Pill dan Can’t Not.

Dia juga muncul di musik video untuk single You Oughta Know, All I Really Want, dan You Learn. Serta, muncul di VHS/DVD Jagged Little Pill, Live (1997).

Setelah dua tahun bersama Alanis Morissette, Taylor Hawkins dihubungi Dave Grohl yang tak lain adalah teman lama.

Grohl mengaku sedang mencari drummer baru untuk mengisi kekosongan posisi tersebut setelah William Goldsmith meninggalkan Foo Fighters.

Saat itu, Grohl tidak langsung mengajak Hawkins karena sedang tur dengan Alanis Morissette. Terlebih, nama Foo Fighters belum begitu besar dibandingkan Alanis Morissette.

Namun, Grohl terkejut karena Hawkins mengajukan diri untuk bergabung dengan bandnya dan menjelaskan, dia ingin menjadi drummer di sebuah band rock daripada untuk aksi solo.

Akhirnya pada 18 Maret 1997, Hawkins resmi menjadi drummer Foo Fighters setelah dua tahun menjadi drummer Alanis Morissette.

Tak hanya menjadi drummer Foo Fighters, Hawkins juga mengisi vokal, gitar, dan piano saat rekaman. Pria yang identik dengan rambut gondrongnya ini bahkan sempat menunjukkan kepiawaiannya dalam bernyanyi saat membawakan lagu Have a Cigar milik Pink Floyd.

Dua versi dari lagu tersebut dirilis, satu sebagai trak untuk b-side dari album Learn to Fly dan satu lagi untuk album soundtrack Mission: Impossible 2.

Dia juga menyumbangkan suaranya pada single Cold Day in the Sun dari album In Your Honor dan membawakan single I Feel Free milik Cream, yang muncul sebagai trak side-B dari album DOA dan di EP bertajuk Five Songs and a Cover.

“Setiap kali Anda mengikuti audisi untuk sesuatu, Anda akan gugup. Tapi tidak ada yang bisa bermain lebih baik dari Dave Grohl. Dia hanya memiliki visi ini di kepalanya.”

Keduanya terkadang bertukar peran selama konser band, dengan Hawkins mengambil vokal. Setelah berita kematiannya diumumkan, banyak penggemar membagikan klip dia menyanyikan Queen’s Somebody to Love.

Sebelum bergabung dengan Foo Fighters, Hawkins bermain drum untuk Alanis Morissette.

Saat mengunjungi London pada tahun 2001, ia mengambil overdosis heroin dan menghabiskan dua minggu dalam keadaan koma.

Berbicara tentang pengalaman pada tahun 2018, dia mengatakan itu adalah “titik perubahan nyata bagi saya”.

Band ini dijadwalkan tampil pada Jumat malam di festival Piknik Estereo di Bogota, Kolombia. Kedutaan Besar AS di Bogota menyatakan “belasungkawa yang tulus” kepada keluarga, teman, dan penggemar sang drummer.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.