Manusia Silver Makin Marak di Semarang, Satpol-PP Lakukan Razia

Salah satu manusia silver saat sedang mengamen di persimpangan lampu merah. Foto : Fajar Purwanto

Semarang, Warta9.com – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Semarang, Jawa Tengah melakukan razia terhadap manusia silver yang terlihat mangkal di beberapa titik lampu merah di kota tersebut.

Para manusia silver tersebut belakangan jumlahnya makin bertambah dan keberadaannya dianggap meresahkan masyarakat.

Dalam menjalankan aksinya, mereka selalu mengecat seluruh tubuhnya berwarna silver. Saat lampu menyala merah, mereka berkeliling dari satu pengendara ke pengendara lainnya untuk meminta uang sambil membawa kotak kardus.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja kota Semarang, Fajar Purwoto kepada Warta9.com, Sabtu (19/9/2020) siang mengatakan, keberadaan mereka dianggap mengganggu masyarakat pengguna jalan. Oleh sebab itu, Satpol-PP melakukan razia terhadap mereka. Hal tersebut berdasarkan Perda No 5 tahun 2014 tentang pengemis, gelandangan dan orang terlantar.

“Untuk di kota Semarang, kami sudah menangani sejak tiga Minggu lalu. Terutama di daerah Jrakah paling banyak jumlahnya. Sebagai hukuman, mereka kami gunduli dan suruh menyanyikan lagu kebangsaan dan push up,” terangnya.

Menurut Fajar, dari beberapa manusia silver yang terjaring razia, mereka ternyata tidak semuanya berasal dari kota Semarang melainkan ada juga yang berasal dari kota lain. Mereka melakukan aksinya karena desakan ekonomi dan ada juga yang hanya ikut-ikutan saja.

Disinggung mengenai para manusia silver dalam menjalankan aksinya apakah ada paksaan dalam meminta uang, Fajar mengatakan tidak ada laporan dari masyarakat mengenai itu.

“Tidak mas, mereka dalam meminta uang tidak memaksa,” tuturnya.

Salah satu pengguna jalan, Lestari (41), warga Kecamatan Ngaliyan kota Semarang mengatakan, selama ini keberadaan manusia silver sebenarnya tidak menggangu karena dalam meminta uangpun tidak ada yang memaksa.

“Kasihan mereka, padahal tidak menggangu lho. Tapi kalo memang aturannya mereka tidak boleh ngamen ya sebaiknya Pemerintah bisa memberikan lapangan pekerjaan agar mereka tidak balik ngamen lagi,” ungkapnya. (Alim)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.