Salah Satu Warga Keluhkan Pelayanan Farmasi RSU Handayani Kotabumi

Abdullah, saat memberikan keterangan kepada media di kediamannya, Selasa (9/5/2023)

Lampung Utara, Warta9.com – Seorang warga di Lampung Utara mengeluhkan pelayanan Farmasi di Rumah Sakit Handayani Kotabumi.

Obat yang diterima di sana diduga jumlahnya tidak sesuai seperti yang tertulis dalam resep dokter. Keluhan itu dilontarkan Abdulah warga Jalan Jalur Dua, Kotaalam Kotabumi, kepada sejumlah wartawan. Istrinya adalah pasien BPJS. Ia berobat ke poliklinik RS Handayani Kotabumi menggunakan BPJS.

Bacaan Lainnya

“Jumlah obat untuk istri saya yang tertulis dalam resep dan yang diterima sering tidak sama. Jumlahnya lebih sedikit dari resep. Istri saya adalah pasien BPJS,” jelas Abdullah, Selasa (9/5/2023).

Menurut dia ini terjadi setidaknya telah tiga kali. Kejadian pertama, obat yang semestinya diterima sebanyak 30 butir, ternyata yang diterima hanya 15 butir saja. Kejadian kedua juga sama. Yang mereka terima hanya 20 butir. Pun demikian dengan kejadian terakhir.

“Jenis obat yang selalu tidak sama jumlahnya dengan resep itu obat yang sama. Obat untuk obat kejang-kejang, atau obat syaraf. Didalam resep yang saya ketahui obat itu digunakan untuk satu bulan. Per hari satu butir. Jumlahnya di resep 30 butir, tapi pihak apotik hanya memberikan obat tetsebut hanya 20 bahkan cuma 15 butir saja. Ada apa ini, saya jadi curiga, ” ujar Abdullah.

Merasa ada yang janggal, ia berinisiatif mempertanyakan persoalan ini pada dokter yang mengeluarkan resep untuk pengobatan istrinya. Dari dokter itu jugalah diketahui bahwa obat yang mesti diterima oleh mereka itu adalah 30 butir. Mendapat kepastian seperti itu, ia langsung mempertanyakannya pada pihak instalasi farmasi di RS Handayani.

Untungnya, saat itu resep itu telah difotokopi olehnya. Fotokopian itu kemudian diperlihatkannya pada petugas farmasi di sana. Sempat terjadi adu mulut antara ia dan petugas di sana. Sebab, petugas sempat mempertanyakan mengapa resep itu difotokopi olehnya. Singkat cerita, saat itu petugas berkilah bahwa obat yang tersedia memang tidak cukup. Ia diminta untuk mengambil kekurangan obatnya dalam rentang waktu tiga hari kemudian.

“Sampai saat ini kekurangan 10 butir obat itu masih belum kami dapat. Sudah berulang kali ke sana, obatnya dibilang belum ada,” kata dia.

Ia berharap, pihak manajemen RS Handayani untuk segera memperhatikan keluhannya. Sebab, jika terus dibiarkan, tak menutup kemungkinan kejadian serupa dapat kembali terulang pada pasien-pasien yang lain. Jika sudah begitu, citra baik yang dibangun susah payah oleh pihak RS Handayani akan tercoreng.

“Kami enggak minta apa-apa. Cuma minta pihak manajemen RS Handayani segera menyempurnakan kekurangan yang ada,” terangnya.

Terkait itu Humas RS Handayani, Dita Annisa Ramadhanti ketika dikonfirmasi mengenai persoalan ini enggan berkomentar banyak. Alasannya, ia harus melaporkannya lebih dulu persoalan ini pada pimpinannya. Meski begitu, ia sempat mencatat identitas pasien dan rekam medis pasien yang mengeluhkan persoalan ini.

“Saya belum bisa komentar karena saya harus melaporkannya dulu pada pimpinan,” kata dia. (Jim/Van).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.