Denpasar, Warta9.com – Berbicara perihal seni tidak luput dari kata estetik yang berarti keindahan. Sehingga penikmat seni menjadikan artistik dalam penyajian seni sebagai tolok ukur sebuah karya.
Melalui wadah pameran seni rupa, para seniman seakan dimanjakan oleh lembaga kesenian guna mengembangkan bakat dan minat sekaligus menumbuhkan atmosfer yang produktif bagi pergaulan kreatif yang sehat dan inovatif.
Pameran yang diselenggarakan oleh Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan dilaksanakan dari tanggal 23 – 30 Agustus 2019 di Bentara Budaya Bali Jl. Profesor Ida Bagus Mantra No. 88A, Ketewel, Sukawati, Kabupaten Gianyar dengan mengusung tema ” Darurat Sosial, Darurat Alam “.
“Sebanyak 50 perupa muda terpilih dari berbagai penjuru Indonesia. Seperti pulau Sumatera, Kalimantan, Bali, Jawa serta Sulawesi menampilkan karya-karya tentang kedaruratan alam dan sosial serta mengaitkannya dengan isu terkini yang relevan,” kata Direktur Kesenian, Restu Gunawan kepada media yang hadir dalam confrence press di Kubu Kopi Jl. Hayam Wuruk, Denpasar Timur.
Perupa muda memiliki peranan yang sangat besar untuk membentuk karakter bangsa Indonesia di masa mendatang.
Kreativitas, pemikiran kritis dan kebaruan merupakan tiga aspek yang ditampilkan para perupa muda dalam pameran ini.
“Semoga pameran apresiasi perupa muda Indonesia bertajuk utusan sosial “Kilat Darurat” dapat menjadi penggugah kepedulian serta pembangunan empati generasi muda dan masyarakat dalam menghadapi berbagai isu-isu penting di Indonesia,” imbuhnya.
Menurut catatan dewan kurator, darurat sosial yang dikritisi oleh para perupa muda ini merujuk pada situasi masa kini yang ditandai adanya eskalasi konflik sebagai akibat hadirnya media internet.
Dimana ruang pribadi dan ruang publik seakan tak lagi berbatas, sehingga dipenuhi limbah komunikasi media sosial dengan ujaran kebencian, hoax dan cyber bullying serta pelanggaran privasi lainnya. (W9-totok)
