Malang, Warta9.com – Sempat tertunda sekira dua pekan, pekerjaan jalan Lawang – Gunungjati akhirnya dilanjutkan kembali. Namun lagi – lagi warga sekitar kembali menanyakan status pekerjaan tersebut. Pasalnya pekerjaan diduga proyek siluman tanpa mencantumkan papan informasi proyek.
Selain itu juga tidak ada kantor Direksikeet di sekitar pekerjaan. Sehingga masyarakat kebingungan harus kemana untuk mempertanyakan informasi terkait pekerjaan peningkatan jalan.
Tidak hanya itu, mengingat jalan tersebut merupakan jalan penghubung Desa yang hampir 24 jam dilintasi kendaraan, baik roda empat dan roda dua, sehingga para pengguna jalan merasa terganggu.
Seperti yang disampaikan sopir angkot SPL, Nur warga Desa Sidodadi kepada warta9.com, Selasa (23/07) mengaku mendapat informasi jika jalan tersebut akan ditutup dan dialihkan ke jalan lain. Menurut dia, penggunakan jalan akan memutar lebih jauh lagi jika jalan ditutup.
Sementara itu hingga saat ini belum ada koordinasi/pemberitahuan kepada para sopir angkot yang trayeknya melintasi jalan tersebut. Dia mengaku juga tidak tau pemilik proyek, penanggung jawabnya juga siapa? Untuk itu mereka (sopir) SPL datang dan berkumpul agar pihak pelaksana proyek mau menemui para sopir guna meluruskan informasi yang diterima pihaknya.
“Keluhan ini sebetulnya yang banyak dari konsumen kami, kebanyakan mereka setiap harinya bekerja di perusahaan yang dekat dengan pekerjaan ini. Mau turun di Sumberuni jauh, mau turun di Kalianyar juga jauh, begitu pula sebaliknya. Kalau ada penanggung jawab proyek kita bisa mencarikan solusi,” kata dia.
“Tadi saya tanyakan juga tidak ada yang tau orangnya, justru itu kami harus bertemu siapa, makanya saya saat ini mewakili teman-teman sopir SPL bersama Bapak RW setempat dan juga dari Dinas Perhubungan Kabupaten Malang berkeinginan untuk bertemu penanggung jawab proyek supaya asa jalan terbaik tidak saling merugikan,” jelasnya lagi.
Sementara itu di tempat yang sama, salah satu anggota Dishub Kabupaten Malang yang enggan disebutkan namanya mengatakan, pihaknya ke lokasi pekerjaan jalan itu atas dasar laporan SPL. Dia menjelaskan jika warga sekitar enggan jikan jalan ditutup total, karena menurut dia, jalan tersebut masih bisa dengan cara buka tutup.
“Ini-kan masih bisa dibikin sistem kontra flo buka tutup, jadi pada intinya kami kesini mau ketemu siapa juga tidak tau. Aedangkan UPT Binamarga Singosari sendiri saya hubungi juga tidak tau, mereka bilang kalau proyek ini langsung dari Dinas. Terkait penutupan jalan ini juga tidak ada koordinasi pada kami (Dishub). Sehingga kami diperintahkan Kepala Dinas untuk menindak lanjuti laporan dari para so pir angkot SPL ini,” tuturnya.
Selang beberapa menit kemudian, warta9.com melihat keberadaan Dirut CV Cipto Dadi di sekitar pekerjaan proyek, sehingga langsung menghampirinya dengan mempertemukan langsung kepada warga dan Dishub tersebut.
Setelah itu mereka melakukan mediasi bersama. Intinya pihak dari pelaksana sendiri mengatakan sudah berkoordinasi dengan pihak – pihak terkait, adanya keluhan warga maupun sopir angkot SPL pihak pelaksana proyek akan secepatnya mengkoordinasikan langkah terbaik hasil keputusan bersama agar tidak ada yang dirugikan.
Namun ketika pertemuan singkat tersebut selesai, tiba-tiba warga pembantu kelancaran jalan tegang bernada marah sembari meninggalkan jalan tersebut, kepada warta9.com dirinya mengaku kecewa kepada pihak pengelola proyek.
“Saya kecewa karena saya merasa di bohongi, dulu saya di janjikan untuk di bayar setiap 1 minggu sekali. Namun kenyataannya hingga saat ini 2 minggu lebih saya gak di bayar, biar saya pergi namun bila terjadi kecelakaan saya tidak tanggung jawab,” ungkap salah satu warga pembantu kelancaran jalan dengan marah dan bergegas minangggalkan proyek tersebut.
Sayangnya hingga saat ini pihak DPUBM Kabupaten Malang sendiri belum berhasil dimintai keterangan terkait pekerjaan peningkatan jalan Lawang – Gunungjati. Hingga kini meski warta9.com telah berupaya, namun pihak terkait tidak pernah berada ditempat (kantor). (W9-SO)
