Vina Qurrota Akyuningrum
Semarang, Warta9.com – Vina Qurrota Akyuningrum menjadi salah satu alumnus paling sukses yang dimiliki Universitas Teknokrat Indonesia sejauh ini.
Sarjana pendidikan Bahasa Inggris lulusan Universitas Teknokrat itu memang punya reputasi gemilang ketika menjadi mahasiswa di kampus berjuluk Sang Juara itu.
Vina adalah penerima beasiswa (awardee) program UGRAD yang menghantarkan alumnus SMAN Sukau Lampung Barat itu studi satu semester di University of Central Missouri, Amerika Serikat (AS).
Vina juga menjadi salah satu wisudawan yang terbaik dan teladan. Kini, Vina melanjutkan studi magisternya di Universitas Negeri Semarang atau lazim diakronimkan dengan Unnes.
Vina mengatakan, Unnes menjadi salah satu kampus top di Indonesia. Kampus ini juga mempunyai jurusan pendidikan yang jarang ada di Indonesia. “Selain itu, reputasi dan akreditasi kampus juga jadi alasan utama,” tutur Vina.
Menurut dia, kehidupan S2 di Unnes ternyata cukup mengejutkan. Tadinya, ia mengira S2 bakal dijalani dengan berat. Namun, semakin ke sini, Vina justru mendapatkan banyak kemudahan.
Ia bilang, lingkungan Unnes juga indah, teman-teman di sana juga asyik dan ramah. “Saya juga punya banyak teman internasional dari berbagai negara. Relasi saya lebih luas karena bukan cuma sama rekan dari Indonesia tapi juga dari berbagai negara,” kata dia.
Ditanya target kuliah, Vina mengatakan, ia tidak ingin buru-buru kelar. Ia ingin menikmati masa-masa studi magister ini dengan baik. “Tapi enggak tahu juga nih kalau malah cepat lulus, hahaha,” ujarnya.
Bagi Vina, Semarang itu indah banget, terutama di kotanya. Vina berkesempatan untuk berkunjung ke beberapa tempat wisata di Semarang seperti Lawang Sewu, Kota Lama, Sam Pho Kong, New Celosia, dan museum-museum di sana. “Saya belajar sejarah dan menikmati indahnya Kota Semarang,” katanya.
Selain bahasa Inggris yang sejauh ini ia kuasai dengan teramat baik, Vina juga tergerak untuk menguasai bahasa Spanyol dan Jepang.
Sebenarnya Vina sudah belajar dua bahasa ini sejak studi di Amerika Serikat swaktu student exchange lewat program Global UGRAD dan di Bali waktu pertukaran mahasiswa merdeka (PMM) selama satu semester. “Tapi itu masih dasar, saya ingin sampai tingkat mahir,” kata dia.
Tak seperti waktu berjuang memperoleh gelar sarjana, untuk S2 ini jarang ada ekstrakurikulernya.
Kata Vina, di tempatnya sekarang unit kegiatan mahasiswa (UKM) hanya dua. Salah satunya Writing Club. Tapi, Vina tidak ikut.
Selain sudah berpengalaman di bidang ekskul, Vina ingin lebih fokus pada akademik dan menulis di jurnal bersama teman-temannya.
Beberapa waktu yang lalu, Vina baru saja menerbitkan 1 jurnal kolaborasi antara dirinya dan penulis dari Pakistan dan Papua Nugini. “Jurnalnya berjudul The Impact of AI Learning Tools on ESL Learners’ Motivation and Success,” kata dia. (W9-jm)