Diskusi Tipis-tipis dengan Senior Golkar Lampung, Jangan Pragmatis di Golkar Teruslah Belajar

Diskusi tipis-tipis di Golkar Bandarlampung dengan senior Golkar Lampung Riza Mirhadi dan Tony Eka Candra. (foto

Bandarlampung, Warta9.com – Kumpul-kumpul dengan senior Partai Golkar Lampung H. Riza Mirhadi dan H. Tony Eka Candra dan lain-lainnya, banyak ilmu dan petuah yang bisa diambil, terutama untuk kader Partai Golkar.

Riza Mirhadi dan Tony Eka Candra, Jumat (31/10/2025), mengikuti acara silaturrahmi dengan kader Golkar Lampung Selatan bersama Ketua Golkar Lampung Ir. H. Hanan A Rozak, MS. Tiba di Bandarlampung, sekitar pukul 18.30 WIB, mampir ke kantor DPD Partai Golkar Bandarlampung.

Bacaan Lainnya

Umumnya orang yang melakukan kegiatan di luar kota, kembali ke Bandarlampung memilih istirahat, karena capek. Tapi itu tidak berlaku bagi senior Golkar Lampung Riza Mirhadi (Ketua Harian Golkar Lampung) dan Tonny Eka Candra (Bendahara Golkar Lampung).

Sesampai di Bandarlampung bukannya istirahat, tapi malah mampir ke kantor DPD Golkar Bandarlampung. Kehadiran senior Golkar Lampung ini membuat unior Golkar Bandarlampung tidak beranjak dari ruangan. Apalagi sudah ada kopi dan gorengan, diskusi ringan makin lancar.

Diselingi jok-jok oleh Tony, diskusi tipis-tipis makin cair, namun ada pesan-pesan yang bisa ditangkap untuk kader Golkar. “Di Golkar ini kental dengan persaudaraan, kekeluargaan dan persahabatan. Maka tata krama, sopan santun, petata petiti perlu dijunjung tinggi. Yang mudah menghormati yang tua, yang tua menyayangi yang muda,” ujar Tony.

“Bagaimana dia bisa berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat secara baik, kalau tidak mempunyai tata krama, sopan santun dengan senior dan rekannya di Golkar. Jangan kaget kalau ada anggota DPRD walaupun sudah menjabat tiga periode, tapi sama seniornya masih cium tangan,” celetuk Tony.

Riza Mirhadi, yang pernah menjadi anggota DPRD 6 periode yang saat ini menjabat Plt Ketua DPD Golkar Bandarlampung menimpali apa yang disampaikan Tony. Beda pendapat, sampai persaingan dalam berkompetisi di Golkar hal biasa dan merupakan dinamika politik. “Soal beda pendapat, persaingan atau posisi di Golkar hal biasa, itu dinamikan politik. Jangan berkecil hati, saya saja pernah tujuh kali nonjob, ya biasa di politik dan tidak menggoyahkan prinsip, purus asa lalu pindah partai, tidak? Itulah kader diterpa goncangan tetap setia partai,” ujar Riza.

Semangat kekeluargaan dan gotong royong harus terus dipertahankan di Golkar. Meski kadang-kadang sering bercanda, selisih pendapat hal biasa. Karena itulah lanjut Riza, saling menghormati, saling menghargai antara yang tua dan muda perlu ditanamkan. Sehingga kader-kader muda Golkar bisa mengambil ilmu dan pengalaman yang senior.

Terkait dengan kekaryaan, timpal Tony yang pernah menjadi anggota DPRD 7 periode ini, kader Golkar harus menjiwainya.

Makanya kata Tony, Ketua Golkar Lampung Hanan A Rozak selalu menyampaikan doktrin “Karya Siaga Gatra Praja”. Daktrin Partai Golkar yang menyimbolkan semangat kerja, kewaspadaan, serta pengabdian untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Slogan ini merupakan bagian dari doktrin Partai Golkar yang menekankan prinsip nasionalisme, pembangunan ekonomi, serta stabilitas politik dan sosial.

Karya, merupakan pengabdian dan kerja nyata dalam membangun bangsa.

Siaga, kader Golkar harus waspada dan siap dalam menghadapi tantangan zaman dan perkembangan geopolitik bangsa.

Gatra Praja, kader Golkar yang sudah berkarya baik di legislatif, eksekutif harus fokus pada pengaturan, pemerintahan, dan pelayanan publik demi kemaslahatan rakyat.

“Karena itulah, kader Golkar harus menjiwai karya kekaryaan. Kader Golkar itu berproses. Jangan pragmatis, di Golkar harus terus belajar,” ujar Tony.

Itulah pengkaderan di Golkar harus dilakukan, lanjut Riza Mirhadi, agar tidak terjadi ketimpangan atau kesenjangan. Makanya, Golkar Lampung di periode Hanan A Rozak, kader muda mulai dikaryakan.

Melalui Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Lampung yang diketuai Dr. Darlian Pone, mulai mengkader generasi Z, yang nanti mendapat pelatihan. Pengkaderan ini nanti terus berlanjut sehingga anak-anak muda yang bergabung ke Golkar paham karya kekaryaan Partai Golkar.

“Jadi tidak pragmatis di Golkar ini. Kami-kami yang senior ini, dari bawah. Kalau ada kegiatan Golkar kami memasang bendera. Tidak seperti sekarang pemasangan bendera diupah. Senior-senior kami dulu memberi tugas kami, bukan bermaksud apa-apa, tapi agar kader-kader muda menjiwai kepartaian,” tutup Tony. (W9-jm)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses