Palas, Warta9.com – Ketika puluhan warga Kecamatan Palas memutuskan untuk menebar 40 kilogram ikan lele ke jalan rusak, mereka tak menyangka akan mengundang bukan hanya tawa warganet, tapi juga kehadiran langsung Bupati Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama.
Jumat pagi (11/4/2025), jalan rusak di ruas Bumidaya–Bumirestu–Pulau Jaya yang selama lebih dari satu dekade hanya jadi bahan keluhan, akhirnya jadi panggung aksi kreatif warga. Dengan kolam dadakan dari genangan air dan lele menggelepar di atas aspal berlubang, warga menyuarakan satu hal: Kami bosan dijanji, kami ingin solusi.
Tak disangka, Bupati Egi datang. Bukan sekadar meninjau, ia nyemplung, memancing, memanggang lele, dan makan bersama warga di tepi jalan rusak. Momen itu pun viral dan jadi simbol baru: “protes damai bisa gurih juga.”
“Kritik seperti ini kreatif banget. Warganya cerdas dan damai dalam menyampaikan aspirasi. Kami pemerintah harus cepat tanggap,” kata Bupati Egi sambil memegang pancing.
Tak berhenti di situ, Egi menjanjikan perbaikan konkret: ruas jalan sepanjang 5 kilometer yang semula belum masuk perencanaan akan langsung dialihkan ke anggaran tahun ini. Bahkan, betonisasi jadi kata kunci baru di tengah warga yang sudah lama hanya mendengar kata perencanaan tanpa pelaksanaan.
“Kemarin saya minta geser (anggaran), karena belum masuk perencanaan. Hari ini Dinas PUPR pun langsung bergerak cepat,” jelasnya.
“Kalau sudah jadi nanti, kita sama-sama jaga ya,” tambahnya.
Aksi cepat itu langsung menuai respons hangat. Warga tak hanya merasa dilihat, tapi juga dihargai.
“Baru kali ini pemerintah beneran turun. Dan bukan cuma datang, tapi nyemplung juga. Kami merasa didengar,” ujar Agung, salah satu peserta aksi.
Aksi lele di jalanan ini bukan sekadar protes. Ia menjelma jadi pesan kuat: ketika warga bersuara kreatif dan pemerintah benar-benar mendengar, jalan rusak bisa jadi jalan rekonsiliasi.
Lampung Selatan, mungkin baru saja menemukan cara baru membangun: lewat gotong royong, bukan sekadar gebyar seremoni. (*/rls)