SMP IT Insan Robani ‘Pecat’ Siswa Pelaku Bullying

Kotabumi, Warta9.com – Empat siswa kelas VIII SMP Islam Terpadu Insan Robani, Kotabumi, Lampung Utara (Lampura) akhirnya dikeluarkan dari sekolah.

Itu dilakukan sebagai sanksi karena mereka telah melakukan perundungan atau bullying terhadap tujuh siswa kelas VII, saat menjalani boarding school atau asrama sekolah. Keputusan itu diambil setelah para orang tua korban memprotes pihak sekolah.

“Kita beri sanksi pembinaan dengan mengembalikan mereka ke orang tua, dalam artian mereka harus mencari sekolah yang lebih baik lagi,” ujar Arif Budiman, selaku Kepala Pemondokkan SMP IT Insan Robani.

Arif mengaku, terjadinya aksi perundungan akibat kelalalian pihaknya dalam melakukan pengawasan. Sehingga, hal itu menjadi pembelajaran agar hal serupa tak terulang.

Sementara itu, Kepala Seksi SMP Dinas Pendidikan Lampung Utara, Merlyn Sofia, sangat menyayangkan kejadian itu.

Menurutnya, Dinas Pendidikan bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak yang menginisiasi untuk dilakukannya mediasi antara keluarga korban dan pelaku.

“Setelah dilakukan mediasi ini, alhamdulillah semua menerima. Aksi bullying yang dilakukan merupakan regenerasi dari kakak kelas mereka terdahulu, dan kini dilakukan terhadap adik kelas mereka,” terang Merlyn.

Untuk diketahui, Untuk diketahui, Sejumlah siswa kelas VII SMP Islam Terpadu Insan Robani, Kotabumi, Lampung Utara, diduga menjadi korban perundungan atau bullying oleh kakak tingkatnya sendiri. Bahkan sempat juga terjadi pelecehan seksual.

Berdasarkan pengakuan salah satu siswa berinisial A (13), mengungkapkan dia bersama beberapa rekan sekelasnya menerima bullian dari kakak kelasnya hingga menyentuh kepada penganiayaan fisik.

Bukan hanya lisan, sehingga mengurangi kenyamanan dalam menimba ilmu. Seharusnya yang senior dapat menjadi contoh atau memberi pelajaran baik kepada adik-adiknya, namun disana kebalikan yang terjadi.

“Kami tidak berani bicara karena takut dipukuli dan diancam, jadi kami memilih diam. Kalau ada makanan harus diberikan kepada mereka, ada duit diminta juga. Dan suatu waktu kami pernah juga diskap dalam kamar mandi dan dipukuli karena melakukan perlawanan,” tambahnya.

Senada diungkapkan AG. Menurutnya, kejadian tersebut sudah cukup lama dialami, hampir setiap hari mereka dimintai kakak kelas uang. Ingin mengadu ke guru atau kepala sekolah mereka mendapatkan ancaman dari kakak kelas.

“Kami sering dimintai uang sama kakak kelas, mulai dari Rp. 5000 hingga Rp. 20 ribu perhari. Apabila kami tidak memberikan uang kami disekap didalam kamar mandi dan di pukul,” kata AG. (Rozi/Van/Alam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.