Harga Singkong Kembali ke Laptop Rp900, Hasil Rapat Pengusaha Tapioka, Petani Singkong dengan Pj. Gubernur Lampung

 

Salah satu perwakilan petani singkong dari Tubaba menyampaikan keluhannya dalam rapat menbahas anjloknya harga singkong. (foto : ist)

Bandarlampung, Warta9.com – Hasil rapat antara pengusaha tapioka, petani singkong, organisasi petani dengan Pj. Gubernur Samsudin, menyikapi rendahnya harga singkong di Lampung, disepakati bahwa harga singkong/ubikayu kembali ke laptop yaitu kesepakatan tahun 2021 minimal Rp900 per/kg sampai di petani. Sebab, harga singkong saat ini anjlok sampai Rp500 perak/kg sampai ke petani.

Bacaan Lainnya

Pj. Gubernur Samsudin, dalam rapat yang berlangsung di Ruang Sakai Sambatan kantor Gubernur Telukbetung, Kamis (12/12/2024) petang, menegaskan bahwa harga singkong kembali ke kesepakatan awal tahun 2021 masa kepemimpinan Gubernur Arinal Djunaidi, harga singkong minimal Rp900, dengan rafaksi 15 persen tidak lebih dari 25 persen.

“Kembalikan apa yang sudah disepakati terdahulu saja minimal Rp900 sampai ke petani. Karena kalau saya minta seribu ini kan nanti perlu diperdebatan sampai tengah malam bisa jadi enggak selesai, saya tidak mau itu yang penting selesaikan dulu yang ada sekarang ini aja,” ujar Samsudin.

Namun selalu Gubernur, Samsudin berharap kalau bisa melebihi harga minimal sekarang Rp900. “Sudah kalau sudah kondisi seperti apa, sekarang kembalikan kepada peraturan kesepakatan tahun 2021 di harga petani Ro900 ya itu saja. Dari saya minta begitu nanti kalau ada impor tapioka dari Thailand seperti dikatakan pengusaha tadi, saya bisa menyetop impor ke Lampung pada wilayah Lampung wilayah kekuasaan provinsi. Terkait impor, enggak boleh masuk ke Lampung, Provinsi bisa menyetop impor, jadi tidak perlu ada kekhawatiran karena Gubernur bisa menyetopnya,” ujar Samsudin.

Meski disepakati agar harga singkong kembali ke kesepakatan tahun 2021, namun Pj Gubernur Samsudin dengan rendah hati, meminta supaya dinaikkan menjadi Rp 1000 di tahun 2025. “Saya akan pantau dan akan saya sampaikan kepada Gubernur Lampung yang baru, agar harga singkong dinaikkan minimal sampai ke petani Rp1000,” ujar Samsudin.

Samsudin menyampaikan, pemerintah harus hadir disaat petani mengalami masalah. Karena itu, bila sudah ada kesepakatan terdahulu dengan para pengusaha dan petani singkong, maka kembali ke kesepakatan tahun 2021. Samsudin juga meminta agar Asisten II, Kadis Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura, dapat memonitor di lapangan apa yang sudah disepakati terdahulu. Bahkan, Samsudin dan anggota Forkopimda juga akan melakukan sidak ke pabrik tapioka.

Sementara itu, menurut pengusaha tapioka, Benny Susanto alias Abeng, Agus Susanto, Tigor Silitongan menyampaikan, harga singkong turun, karena usia singkong baru 5-6 bulan sudah dipanen.

Dari Sungai Budhi Grup sebagaimana dikatakan, Agus Susanto, pabriknya sampai saat ini menampung 6000-7000 ton singkong dari petani yang tersebar di 16 pabrik. Mengenai harga singkong turun, karena kadar Acinya turun, karena usia singkong yang dipanen baru 5-6 bulan. Minimal kata dia kadar Acinya 25 persen, sehingga harga bisa Rp1200-Rp1300/kg kotor. Dengan harga sebesar itu, dengan rafaksi maksimal 25 persen, petani masih bisa menerima Rp900.

Rapat yang dimediatori oleh Pj. Sekdaprov Fredy SM, dihadiri oleh Asisten Bid Ekonomi dan Pembangunan Mulyadi Irsan, Kadis Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura Bani Ispriyanto, Kadis Kominfotik Syaefulloh, Kelompok Tani, organisasi pertanian, kepala Dinas Pertanian dari kabupaten dan pengusaha tapioka di Lampung. (W9-jm)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

4 Komentar

  1. Semoga berita ini benar,karena petani singkong sangat dirugikan dg harga Rp 500/kg,sebenarnya singkong bisa dijadikan komoditi unggulan daerah Lampung karena alam dan tanahnya sangat cocok untuk tanam singkong

  2. Tidak semua singkong yg dijual baru usia 5-6 bln, itu sebagian kecil dan hanya petani yg Mudal besar punya singkong 5-6 bln sdh besar, sedangkan petani mayoritas modalnya kecil, singkong minimal 7 bln baru berani panen. Masalah potongan kebanyakan 21% keatas bahkan ada sampai 30%