Lampung Barat, Warta9.com – Disaat petani singkong menjerit karena harganya anjlok. Justru petani kopi di Lampung khususnya Kabupaten Lampung Barat, masih nyaman menikmati harga kopi yang stabil bahkan meningkat.
Salah seorang petani kopi Lampung Barat, juga pemilik Kopi Ratu Luwak H. Sapri, menganalisa bila harga kopi tetap stabil, maka Kabupaten Lampung Barat akan menjadi kabupaten yang sejahtera. Karena terjadi peredaran uang sebesar Rp3 triliun, dua kali lipat dari APBD Lampung Barat.
Sapri juga pengurus KTNA Lampung ini mengatakan, meningkatnya harga kopi pada tahun 2024 ini hingga mencapai lebih dari Rp60.000/Kg membawa berkah bagi masyarakat Kabupaten Lampung Barat.
Bersasarkan catatan dia, mayoritas masyarakat Lampung Barat adalah petani kopi, dengan total luas lahan kopi di Lampung Barat mencapai 60000 hektar dan rata rata produksi 40000 ton setiap tahun.
Bila diasumsikan hasil panen total petani Lampung Barat tahun 2024 ini adalah 50.000 ton dengan rata-rata harga Rp60.000/Kg maka terdapat peredaran uang tidak kurang dari Rp3 Triliun setara dua kali lipat APBD Kabupaten Lampung Barat dalam setahun ini.
Tentu ini jumlah uang yang sangat besar yang berada di kantong 50.000 orang petani kopi Lampung Barat. Pendapatan petani kopi mendadak naik 100% bahkan lebih, sehingga para petani kopi membelanjakan uangnya dengan membangun perumahan, membeli kendaraan roda dua dan roda empat, membeli lahan pertanian dan banyak juga yang berangkat umroh ke Tanah Suci.
Sapri mencontohkan, pembelian kendaraan roda 4 tahun 2024 ini di perkirakan pembelian mobil oleh masyarakat Lampung Barat tidak kurang dari 1000 unit kendaraan.
Status harga kopi yang tinggi saat ini menurut para pengamat akan berlaku seterusnya akibat dari kurangnya pasokan dari negara Vietnam dan Brazil untuk memenuhi permintaan dunia. Bahkan harga kopi diperkirakan akan bertambah tinggi pada tahun-tahun mendatang.
Momentum ini, lanjut Sapri, haruslah dimanfaatkan oleh masyarakat petani kopi untuk terus meningkatkan hasil panen. Peningkatan hasil panen menjadi rata-rata 2 ton per hektar dengan cara perbaikan sistem pemangkasan, pemupukan dan persiapan ranting produksi. Atau peningkatan produksi menjadi 4 ton per hektar yang dapat dilakukan dengan penerapan pola tanam sistem pagar/rapat.
Saat ini bisa dikatakan status masyarakat Lampung Barat adalah kabupaten paling sejahtera di Provinsi Lampung. “Bila harga kopi tetap tinggi untuk seterusnya dan petani kopi Lampung Barat dapat meningkatkan hasil panennya, maka bisa saja Kabupaten Lampung Barat pada tahun-tahun mendatang akan menjadi kabupaten paling sejahtera di Indonesia,” ujar Sapri. (W9-jm)