Bandarlampung, Warta9.com – Kader Partai Golkar Lampung belakangan ini sedang sibuk diskusi kecil yang memperbincangkan siapa calon Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Lampung menggantikan Arinal Djunaidi.
Sesuai AD/ART Partai Golkar, setelah Munas Golkar maka tahapan berikutnya, Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar tingkat Provinsi, kemudian Musda Golkar tingkat Kabupaten/Kota.
Untuk Musda DPD Partai Golkar Lampung sebagaimana disampaikan Plt Ketua Golkar Lampung Adies Kadir, paling lambat digelar Februari 2025.
Wajar saja bila saat ini mulai bermunculan kader Golkar yang layak untuk memimpin Partai Golkar. Sejumlah nama seperti, Ismet Roni, sekretaris DPD Golkar Lampung, Hanan Rozak, Rycko Menoza dan Aprozi Alam, ketiganya anggota DPR RI, disebut-sebut layak untuk menjadi Ketua DPD Partai Golkar Lampung. Lalu ada mantan Ketua Golkar M. Alzier Dianis Tabrani dan Abi Hasan Muan, Wakil Ketua DPD Golkar Lampung yang dalam Pilkada 2024 menjadi Sekretaris Pemenangan Cagub Mirza-Jihan.
Selain kader internal Golkar, ada sejumlah tokoh seperti mantan Wagub Lampung Bakhtiar Basri, juga digadang-gadang kader Golkar layak untuk maju sebagai calon Ketua Golkar Lampung.
Selain Bakhtiar, ada diskusi ringan yang muncul dari para senior Golkar, sosok Walikota Bandarlampung Hj. Eva Diana dinilai cocok memimpin DPD Partai Golkar Lampung. Eva dalam Pilkada 2024 juga diusung Partai Golkar, dinilai layak untuk maju menjadi Ketua Golkar Lampung. Sebab, melihat beberapa kader Golkar gagal dalam Pilkada 2024, maka majunya Eva Dwiana dinilai tepat.
Terkait munculnya figur Eva Dwiana, salah seorang senior Golkar Lampung Ismet Jaya Negara, saat dimintai tanggapannya, Senin (2/12/2024), mengatakan tidak masalah.
Menurut Ismet JN, Partai Golkar partai besar dan terbuka untuk semua kalangan. Namun semua perlu mengacu aturan yang ada di Partai Golkar.
Mantan Sekretaris Golkar Lampung ini menilai, munculnya sejumlah kader Golkar dan tokoh yang ingin memimpin Golkar Lampung, harus direspon positif. “Ini menunjukkan kaderisasi Golkar berjalan. Selain itu, Golkar yang merupakan partai besar dan partai tua, akan banyak tokoh yang mau bergabung di Golkar. Jadi ini merupakan dinamikan yang bagus, tinggal bagaimana kader menyikapinya demi kebesaran Partai Golkar menghadapi Pemilu 2029,” ujar Ismet JN.
Sebagai senior Golkar, Ismet JN menilai munculnya nama Eva Dwiana perlu direspon kader. Sebab, kita melihat partai lain pun sudah mempersiapkan kader-kadernya dengan menempatkan di eksekutif. Partai Golkar juga harus menyiapkan diri, sosok Ketua DPD Golkar yang mempunyai kemampuan dalam berorganisasi, kemampuan managerial, kemampuan finansial dan power. (W9-jm)