
Bandar Lampung, Warta9.com — Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Karangsari, Kecamatan Jatiagung, resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Koperasi Sarana Bangun Lampung (Sabalam) untuk kerja sama strategis dalam penyediaan bahan baku rempah-rempah, Selasa (29/7/2025).
Penandatanganan MoU yang berlangsung di kantor Koperasi Sabalam di Bandar Lampung ini berlaku selama empat tahun, mencakup pasokan komoditas unggulan seperti lada, cabai jawa, pala, dan lainnya. Koperasi Sabalam dikenal sebagai eksportir rempah berpengalaman yang telah menembus pasar internasional, termasuk India, Amerika Serikat, Tiongkok, dan negara-negara Eropa.
Ketua Koperasi Sabalam, Supriyanto, menyampaikan bahwa sejak berdiri tahun 2019, koperasinya telah menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam permodalan. Namun berkat dukungan dana bergulir dari LPDB sejak 2022, koperasi mampu memperluas jangkauan dan menjalin kemitraan ekspor melalui CV Spice Solution Indonesia (SSI).
“Kami mulai dari nol, namun dengan semangat membangun ekosistem pertanian dari hulu ke hilir. Kini kami mampu membina petani, meningkatkan kapasitas produksi, dan membawa rempah lokal ke pasar global,” ujar Supriyanto.
Pada tahun 2025, Sabalam juga akan memberikan pendampingan kepada tiga koperasi lainnya, termasuk KDMP Karangsari dari Lampung Selatan, serta koperasi dari Mesuji dan Tulangbawang Barat.
Indonesia merupakan salah satu produsen rempah terbesar di dunia dengan nilai ekspor mencapai USD 1,2 miliar pada tahun 2023. Permintaan terhadap rempah seperti pala, cengkeh, kunyit, dan lada tetap tinggi dan stabil secara global.
Sementara itu, Ketua KDMP Karangsari, Dwi Agus, menyambut antusias kemitraan ini.
“Hari ini adalah langkah penting bagi kami untuk memperluas akses pasar ke tingkat internasional. Kami berharap kerja sama ini membawa pelatihan, pendampingan standar ekspor, dan akses distribusi global bagi anggota kami,” jelas Dwiagus.
MoU ini turut dihadiri oleh Sekretaris KDMP Karangsari Vioreta dan jajaran pengurus Koperasi Sabalam. Kolaborasi ini diharapkan menjadi momentum penting dalam memperkuat daya saing petani rempah lokal di pasar dunia. (*)



















