Rilis Album Baru Berjudul ‘Kecingan Keughikan’, Kepala BPKAD Tuba Sukses Tarik Perhatian Penggemar

Screenshoot Kanal Youtube Bung Tam Channel.

RUSTAM Effendi, pencipta lagu ‘Tulang Bawang Bumi Ghayow’ ini rupanya mulai menampakkan pesona baru. Selain kemahirannya menciptakan sebuah lagu, ia juga ternyata memiliki suara emas hingga berhasil menarik perhatian penggemar.

Mengamati kanal YouTube Bung Tam Channel, Selasa (31/06/22), satu hari terakhir mengunggah konten baru. Bung Tam (sapaan akrab), kembali merilis album berjudul ‘Kecingan Keughikan’ atau berarti ‘Pegangan Kehidupan’.

Bacaan Lainnya

Ada yang menarik dari sisi unggahan Bung Tam kali ini. Sebelumnya, album ciptaan Bung Tam berjudul ‘Tulang Bawang Bumi Ghayow’ dibawakan oleh Harsoni Suhaibun. Namun berbeda, kini Bung Tam lah yang membawakan album barunya itu sendiri.

Tak kalah saing, intonasi, lafal, serta artikulasinya berhasil menarik perhatian para penggemar. Dalam video klip berdurasi 05:30/menit itu, Tapis Lampung tidak pernah ketinggalan mengait ditubuh Bung Tam. Ini adalah ciri khas, konten-konten Bung Tam cenderung mendedikasikan jenis kerajinan tradisional masyarakat Lampung.

Dibalik sosok pelestari tapis Lampung. Pria asal Menggala, Kabupaten Tulang Bawang ini juga merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) daerah setempat, yang menjabat sebagai Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD).

Pria keturunan Kampung (Tiyuh) Gunung Katun, Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) ini juga berhasil membius penonton untuk menetap mendengarkan lagu yang dibawakannya. Dalam lagu ‘Kecingan Keughikan’ miliknya itu bermakna tentang kehidupan.

Begitu pula dengan video klipnya, berusaha merangsang penonton merasa bangga dan semangat menjalani kehidupan. Terkhusus bagi orang-orang yang tinggal menetap di Tanah Lampung.

Ketika berbincang bersama warta9.com, Bung Tam menyatakan rasa syukur dapat menjadi salah seorang dari pencipta lagu Lampung.

“Mari kita terus bersemangat berjuang membangun tanah Lampung dengan segala kearifan lokalnya. Kita harus terus bersatu-padu, tidak boleh bercerai-berai. Demi kemajuan dan kemakmuran bumi Lampung kita,” ujar Bung Tam.

Tujuan lagu ini ucap Bung Tam, guna memotivasi generasi muda agar terus bersemangat belajar. Ibaranya, meski berat harus tetap terus berjuang.

“Ilmu selalu kita junjung. Belajar tidak memiliki batas, ibarat menjalankan perahu dengan mendayung di air yang deras, meski berat, tetapi tidak ada yang tak bisa jika kita terus semangat. Jadi seperti itulah kira-kira maksud dan makna dari lagu itu,” tuturnya.

Makna besar dari lagu itu ialah dengan terus mempertahankan adat istiadat yang telah diwariskan nenek moyang sebagai pedoman kehidupan dari jaman dahulu kala.

Lebih jauh Bung Tam menerangkan, sebagai orang yang tinggal dan menetap di Lampung, harus berprinsip mempertahankan kehormatan dan harga diri. Saling bersilaturahmi dan menghormati satu sama lain.

“Dengan gelar dan adat yang menjadi pedoman pegangan didalam kehidupan di Bumi Lampung yang besar dalam satu ikatan harus selalu bersatu padu tidak boleh bercerai-berai disemua tingkah laku jika ingin maju,” tukas Bung Tam.

(Wanto)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.