Safari Ramadan, Bupati Egi Sambangi Desa Purwodadi Way Sulan

Way Sulan, warta9.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan kembali menggelar kegiatan Safari Ramadan. Kali ini, agenda tahunan itu berlangsung di Masjid Baitussalam, Desa Purwodadi, Kecamatan Way Sulan, Rabu (12/3/2025).

Bupati Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama, didampingi Wakil Bupati M. Syaiful Anwar, hadir langsung untuk bersilaturahmi sekaligus menyerap aspirasi masyarakat secara langsung.

Bacaan Lainnya

Kegiatan dimulai dengan penyerahan dana hibah sebesar Rp10 juta untuk Masjid Baitussalam, serta bantuan 40 paket sembako yang diberikan kepada anak-anak yatim piatu di desa tersebut.

Lebih dari sekadar kunjungan, Safari Ramadan menjadi momentum penting bagi Bupati Egi untuk berdialog langsung dengan warga. Melalui sesi tanya jawab, masyarakat diberi ruang menyampaikan berbagai saran, kritik, hingga keluhan yang ditanggapi langsung oleh bupati.

Salah satu aspirasi disampaikan oleh Ketua Yayasan EL-Ma’soem Desa Purwodadi, Nurhakim. Ia berharap dukungan dari Pemkab Lampung Selatan untuk pembangunan yayasan yang sedang berlangsung.

“Mudah-mudahan Bapak Bupati dan jajaran bisa membantu dan berpartisipasi dalam pembangunan yayasan kami. Alhamdulillah, Bapak Wakil Bupati sebelumnya telah membantu 50 sak semen,” ungkap Nurhakim.

Keluhan juga datang dari Slamet Raharjo, warga Desa Banjarsari, yang menyoroti kondisi jalan rusak dari Desa Suka Maju menuju Desa Mekar Sari.

“Kami mohon perhatian dari pemerintah daerah agar jalan ini segera diperbaiki. Jalan ini merupakan akses utama anak-anak menuju sekolah,” ujarnya.

Menanggapi berbagai aspirasi tersebut, Bupati Egi memberikan respon cepat dan penuh empati.

“Untuk kebutuhan material pembangunan yayasan, akan saya bantu. Dan untuk perbaikan jalan, segera kami tindak lanjuti,” tegas Bupati Egi.

Di akhir acara, Bupati Egi juga berpesan kepada seluruh aparatur desa dan kecamatan agar senantiasa hadir di tengah masyarakat, melayani sepenuh hati, dan terbuka terhadap kritik.

“Saya minta kepala desa jangan petantang-petenteng. Harus hadir, berdiskusi dengan masyarakat, duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Dengarkan keluhan warga dan jadilah teladan,” tutupnya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses