
Pringsewu, Warta9.com – Istitut Bakti Nusantara (IBN) berbangga hati dapat menjadi tuan rumah Seminar Nasional HAM, Demokrasi, & Penegakan Hukum bersama Kementerian Hukum dan HAM Wilayah Lampung pada Jumat, 26 September 2025, di kampus IBN Pringsewu.
Rektor IBN Dr. H. Fauzi, M.Kom., M.E., Ak., CA, yang membuka seminar sekaligus keynotemmn speaker menyampaikan pentingnya peran mahasiswa sebagai agen perubahan dalam mengawal tegaknya demokrasi dan penghormatan HAM di Indonesia.
“Sebagai generasi penerus, mahasiswa harus berani bersuara, kritis, namun tetap santun dalam menyampaikan aspirasi. Demokrasi hanya dapat bertahan jika disertai penegakan hukum yang adil serta perlindungan terhadap hak asasi manusia,” ungkap Dr. Fauzi.
Seminar ini menghadirkan Kepala Bidang Instrumen dan Penegakan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Lampung Raden Roro Artati, sebagai pembicara utama. Dalam paparannya, Raden Roro menyoroti tantangan penegakan hukum di era digital, termasuk maraknya ujaran kebencian, disinformasi dan pelanggaran privasi di media sosial.
“Penegakan hukum di era digital harus mampu melindungi hak-hak warga negara sekaligus menjaga ketertiban umum. Pemerintah tidak hanya bertindak represif, tetapi juga mengedukasi masyarakat agar bijak menggunakan ruang digital,” ujar Raden Roro.
Penegakan hukum kata dia, cara negara memastikan aturan dijalankan dengan adil, sehingga masyarakat bisa hidup tertib dan aman. Dengan hukum yang ditegakkan secara konsisten, hak-hak setiap orang terlindungi, masalah bisa diselesaikan dengan cara yang adil, dan keadilan bisa dirasakan semua pihak. Selain itu, penegakan hukum juga menjaga nilai-nilai demokrasi, melindungi kebebasan berpendapat, dan memastikan hak asasi manusia dihormati. Intinya, penegakan hukum membantu menciptakan suasana hidup yang damai, adil, dan membuat masyarakat percaya pada sistem yang ada.
Sedangkan pembicara lain, Muharomah Isnaini, memberikan paparan mendalam mengenai dasar-dasar Hak Asasi Manusia (HAM). Ia menjelaskan bahwa HAM bersifat universal, melekat pada setiap individu sejak lahir, dan menjadi landasan utama penyusunan hukum nasional. “Pemahaman yang benar tentang HAM sangat penting agar masyarakat tidak salah menafsirkan antara kebebasan dan pelanggaran hukum. HAM harus dipandang sebagai panduan moral sekaligus standar hukum dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tegas Muharomah Isnaini.
Seminar ini menjadi momentum penting bagi civitas akademika IBN untuk memperluas wawasan sekaligus meneguhkan komitmen dalam mengawal nilai-nilai kemanusiaan, demokrasi, dan supremasi hukum.
Melalui seminar ini, mahasiswa diajak untuk memahami lebih dalam isu-isu aktual terkait Hak Asasi Manusia dan tantangan penegakan hukum di Indonesia. Kehadiran narasumber dari KemenkumHAM memberikan perspektif langsung sekaligus membuka ruang dialog kritis yang membangun, sehingga mahasiswa mampu menempatkan perannya sebagai agen perubahan di masyarakat.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi forum diskusi, tetapi juga inspirasi nyata bagi mahasiswa Institut Bakti Nusantara untuk terus berkontribusi dalam menjaga tegaknya HAM, demokrasi, dan penegakan hukum demi Indonesia yang lebih adil dan bermartabat. (W9-jm)



















