UMKO Dorong Literasi Puisi Lewat Pelatihan Menulis dan Alih Bahasa

Lampung Utara, Warta9.com – Universitas Muhammadiyah Kotabumi (UMKO) menggelar pelatihan menulis puisi dan alih bahasa dengan tema “Puisi sebagai Ruang Kreasi dan Alih Bahasa”. Kegiatan berlangsung dua hari, 18–19 September 2025, di ruang rapat lantai 3 Rektorat UMKO.

Acara ini terselenggara atas kerja sama UMKO dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Lampung serta Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah Bengkulu dan Lampung.

Bacaan Lainnya

Dua tokoh sastra hadir sebagai narasumber utama, yakni sastrawan senior Lampung Isbedy Stiawan ZS –akrab disebut “Paus Sastra Lampung” dan akademisi sekaligus penggerak literasi, Drs. Djuhardi Basri, M.Pd. Turut hadir pula Rektor UMKO Dr. Irawan Suprapto, M.Pd.; perwakilan BPK Wilayah 7 Bengkulu–Lampung, Heru Susanto; dosen sekaligus pegiat sastra Fitri Anggraini, S.S., M.Pd.; serta Ketua Program Studi PBSI UMKO, Meutia Rachmatia, M.Pd.

Dalam sambutannya, Rektor Dr. Irawan Suprapto, M.Pd, menegaskan bahwa puisi tidak sekadar karya seni, tetapi juga sarana pelestarian nilai kehidupan dan budaya.

“Puisi harus terus dirawat dan dikembangkan. Menulis puisi berarti menumbuhkan kepekaan, kesetiaan, dan tanggung jawab. Terlebih bila dialihbahasakan ke bahasa daerah, seperti Lampung, hal itu akan makin memperkuat kearifan lokal. Menulis puisi bukan hanya aktivitas sastra, melainkan juga kontribusi nyata menjaga budaya sekaligus memperkokoh jati diri bangsa,” ujar Irawan.

Hal senada disampaikan Heru Susanto. Ia menekankan bahwa arus modernisasi tidak boleh membuat masyarakat melupakan akar budaya. Karena itu, upaya menjaga karya sastra perlu terus dilakukan secara kolektif.

Ketua Pelaksana, Meutia Rachmatia, menambahkan bahwa kegiatan ini bertujuan melahirkan talenta baru di dunia sastra, khususnya di Lampung.

“Melalui kolaborasi antara PWM Lampung, BPK, dan UMKO, kami ingin mahasiswa berani menulis puisi sekaligus belajar alih bahasa dengan benar. Kehadiran tokoh nasional seperti Isbedy Stiawan dan Djuhardi Basri diharapkan dapat memicu semangat literasi di kalangan generasi muda,” jelasnya.

Pelatihan berlangsung interaktif. Para peserta, yang mayoritas mahasiswa, diajak mendalami teknik menulis puisi mulai dari menggali ide, memilih diksi, hingga menyusun struktur yang kuat.

Isbedy menekankan bahwa inspirasi bisa lahir dari pengalaman pribadi, keresahan sosial, atau sekadar hal-hal sederhana di sekitar. “Yang terpenting adalah mengolah ide itu menjadi rangkaian kata yang puitis,” ujarnya.

Sementara itu, Djuhardi menyoroti pentingnya seni alih bahasa. Menurutnya, menerjemahkan puisi bukan sekadar memindahkan kata, melainkan menjaga nuansa, rasa, dan keindahan yang terkandung di dalamnya.

Bagi UMKO, kegiatan ini merupakan bagian dari visi besar kampus: mengembangkan literasi berbasis nilai Islam, technopreneurship, dan kearifan lokal. Harapannya, pelatihan ini tidak hanya menghasilkan karya tulis, tetapi juga menumbuhkan generasi muda yang mencintai sastra sekaligus merawat budaya Lampung. (Alam/rls)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses